Indah.. Gema Takbir – Festival Bedug Berbalut Seni dari Para Santri dan Santriawati P4


 

TANGRAYA.COM.

KABUPATEN TANGERANG – Paguyuban Pemuda Pemudi Pabuaran (P4) menggelar Gema Takbir Idul Fitri 1444h dan Festival Bedug serta pentas seni di halaman musholah Baitul Muttaqin Kp. Pabuaran RT 001/001 Desa Sukamantri dan Pangadegan, Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang-Banten. Kamis, 20/04/23).

 

Kegiatan tersebut dihadiri tak kurang dari tiga ratus warga dari sejumlah desa yang ikut serta meramaikan gema takbir tersebut. Mereka tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan pentas seni dari P4.

 

Nurhalim sebagai ketua P4 sangat bangga dan terkesan dengan apa yang pemuda pemudi tampilkan.

 

“Selain Gema Takbir dan Festival Bedug, P4 juga menampilkan seni budaya yang memang sudah tersusun dari rencana awal untuk gelaran Gema Takbir”, kata Nurhalim.

 

“Pada kegiatan ini kami rangkaikan dengan seni seni yang memang harus diperkenalkan kepada generasi muda mudi yang bakal jadi penerus. Tadi kami juga menampilkan Festival Bedug dan mengenalkan bahwa semua manusia akan mengalami mati dan akan di hisab”, ujar Nurhalim.

 

Aang selaku ketua RT 001 Sukamantri menjelaskan, Festival Bedug dan Seni yang ditampilkan merupakan kolaborasi dari Santri dan Santriawati, remaja musholah serta pemuda pemudi pabuaran setempat untuk memberdayakan kreativitas dan budaya berkesenian dari para santri dan masyarakat.

 

Masyarakat pun tampak senang dan antusias untuk mengikuti rangkaian kegiatan P4 tersebut.

 

“Masyarakat di sini cukup antusias, terkait dengan kegiatan yang diselenggarakan P4”, ujar Aang.

 

“Harapan kami dengan terselenggaranya kegiatan malam ini, kita berharap agar masyarakat di sini menyambut baik kegiatan-kegiatan yang kita gelar”, ucap Aang.

 

Pada kesempatan itu, Sobari ketua RT 004 Pangadegan ikut hadir meramaikan gelaran kegiatan rutin tersebut.

 

Gema takbir pun disambut gembira oleh masyarakat merasa senang dengan diadakannya kembali Gema Takbir rutin dan selalu lebih berkembang dari tahun ke tahun.

 

“Pada momen seperti ini, jalinan silaturahmi bisa terus erat dan juga bisa saling mengenal antara masyarakat pribumi maupun pendatang agar terjalin hubungan yang harmonis,” tutup Sobari.

(M. Supendi).

Berita Terkait

Top